Rahasia memunculkan buah-buahan di luar
musimnya hanya diketahui oleh sedikit orang. Padahal sangat banyak orang
yang sangat ingin mengetahui teknologi ini, termasuk Anda. Dari sedikit
orang yang tahu rahasia tersebut, hanya sebagian kecil yang mengerti
persis teknologi ini dan menerapkannya dengan tepat. Banyak kejadian
setelah pohon berhasil dibuahkan dengan lebat, tapi kemudian
pertumbuhannya merana bahkan mati. Rahasia ini akan bagikan agar pohon
buah dan pekebun yang menjadi “korban” dapat dikurangi. Berikut ini
“rahasia” tersebut dipaparkan.
Teknologi memunculkan buah di luar musim, disebut teknologi off-season.
Tujuan teknologi ini ada dua yaitu, pertama adalah murni motif ekonomi
yang ditujukan untuk menaikkan harga komoditas buah-buahan jauh lebih
tinggi dibandingkan ketika dalam musimnya -on season. Tujuan
kedua lebih idealis, pada aplikasi kebijakan pemenuhan pangan
buah-buahan masyarakat agar tersedia sepanjang tahun. Komoditas
buah-buahan yang sudah teruji berhasil dalam penerapan teknologi off-season adalah: lengkeng, durian, mangga, apel, jeruk dan jambu air.
Tujuan aplikasi teknologi off-season pertama -motif
ekonomi- dilakukan berkaitan dengan erat dengan karakteristik produk
komoditas agobisnis yang berbeda dengan komoditas lainnya. Produk
agrobisnis mudah sekali rusak, mempunyai bio-massa besar, memerlukan
tempat luas untuk gudang dan transpor, hasil produknya beragam/multi
grade (Gumbira, 2001). Dimana jika sedang panen raya -on-season,
buah-buah seperti tidak ada harganya, terjual dengan harga sangat
murah. Sedang jika tidak sedang musim, buah dengan kualitas dan
kuantitas yang sama dijual dengan harga berkali-kali lipat lebih mahal.
Contoh konkretnya ada pada komoditas mangga, jeruk dan durian
Fenomena menarik yang berhubungan dengan Penjaminan Mutu Pangan (Food Safety),
terjadi dalam bisnis buah-buahan, contohnya pada saat tidak musim Jeruk
Lokam atau Ponkam dengan mutu yang sangat buruk (off-grade) tetap
habis diserbu pembeli. Dengan buah bisa dibuahkan sepanjang musim, maka
ketersediaan buah akan merata sepanjang tahun dengan jumlah yang
cukup. Sehingga konsumen tetap memperoleh buah bermutu baik dengan
harga wajar.
Bagi orang yang sudah mengetahui teknologi off-season, hal
ini merupakan peluang bisnis yang sangat menarik. Namun seringkali untuk
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya teknologi ini tidak diterapkan
dengan bijak, apalagi jika yang menerapkan adalah klan pedagang
-pengijon, tengkulak dan pemborong. Satu contoh penerapan teknologi
yang tidak bijak banyak terjadi pada perkebunan mangga rakyat di
Rembang, Ngawi, Situbondo, Probolinggo dan Pasuruan. Dimana jauh sebelum
musim mangga mulai para pengijon sudah mendatangi petani/pekebun
mangga, mereka mengontrak -mengijon mangga lebih tinggi dari harga
pasaran biasa, petani senang bukan kepalang, keuntungan besar dalam
benaknya.
Kemudian setelah deal, para pengijon mengaplikasikan zat
pengatur tumbuh (ZPT), yang menghentikan fase vegetatif dan memunculkan
fase generatif bunga dan buah. Biasanya dengan aplikasi ZPT buah mangga
akan berbuah maju dua bulan sebelum musimnya dan berbuah amat sangat
lebat. Pengijon untung besar, karena selain harga mangga berlipat-lipat,
kuantitas produksi mangga juga berlipat-lipat. Petani berpandangan
bahwa Pengijon sedang beruntung -tiba beja, bahasa Jawanya-
karena anugrah alam. Petani baru sadar ketika sehabis panen pohon-pohon
mangganya tidak segera pulih dengan tumbuh pupus dan tunas baru. Pohon
mangganya semakin hari semakin merana, daunnya banyak yang mengering,
gugur atau mengeriting, dahan ranting mengkerut dan mudah patah (getas),
daya tahan tanaman lemah (mudah terserang hama dan penyakit), dan tak
jarang panen tersebut menjadi adalah panen terakhir karena pohon
tersebut akhirnya mati.
Berbagai Teknologi Off-season.
Sebenarnya pada jaman mbah-mbah kita dulu teknologi off-season ini sudah diterapkan, antara lain tapi dengan cara mekanis antara lain dengan cara:
- Kerat : Mengerat pembuluh floem (kulit pohon) melingkar sepanjang lingkaran pohon sampai kelihatan pembuluh xylem (kayu pohon).
- Pruning : Memangkas daun, cabang dan ranting, hingga pohon gundul atau tersisa sedikit daun.
- Pelukaan : Melukai pembuluh floem dengan benda tajam. Bentuknya bisa dengan mengerok, mencacah, memaku atau mengiris kulit kayu.
- Pengikatan : Mengikat erat pohon dengan kawat hingga transpor hasil fotosintesa pembuluh floem terhambat.
- Stressing air : Tidak menyiram tanaman hingga mencapai titik
layu permanen, kemudian dengan tiba-tiba melakukan penggenangan
perakaran dan pangkal batang hingga jenuh air dalam waktu tertentu.
Kelima teknologi off-season konvensional ini, pada prinsipnya adalah merubah perbandingan unsur carbon (C) dan nitrogen (N) -C/N ratio-
dalam tubuh tanaman. Cara konvensional ini mempunyai kelemahan yaitu
tak terukur. Kalau aplikasinya kebetulan pas, ya berhasil tapi kalau
tidak pas ya gagal. Dalam berbudidaya cara konvensional tersebut
tidak direkomendasikan, karena selain tidak bisa memberikan
kepastian, juga dapat mengakibatkan kerusakan pohon secara fisik dan
fisiologis.
(Baca artikel terkait: Bagaimana C/N rasio Menentukan Pembungaan)
Cara terkini yang terukur dan paling banyak dipilih adalah dengan menggunakan agro-chemical, berupa bahan aktif zat pengatur tumbuh (ZPT). Pada prinsipnya teknologi agro-chemical
ini merubah fisiologis tanaman dengan cara menghambat fase
pertumbuhan vegetatif dengan peran hormon atau senyawa kimia tertentu,
agar muncul fase generatif -bunga dan buah (Unggul Suroso, 2008).
Tanaman yang ingin dibuahkan di luar musim harus memenuhi tiga prasyarat penting, yaitu :
- Tanaman sehat, dengan ditandai percabangan merata, daun berwarna
hijau tua mengkilat dan tidak sedang terserang hama atau penyakit.
- Tanaman sudah cukup umur atau sudah pernah berbunga. Pembungaan
di bawah umur dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan vegetatif
tanaman yang mengakibatkan postur tanaman menjadi kerdil dan tidak
sehat.
- Lebih utama tanaman tidak dalam fase akselerasi pertumbuhan vegetatif dalam bahasa Jawa disebut mepet (huruf vokal e dibaca seperti pada kata: pedang). Ditandai dengan tidak adanya: pertumbuhan tunas tanaman dan daun baru (pupus).
Pengaplikasian ZPT
Pada dasarnya, setiap sub-familia tanaman mempunyai ZPT yang
berbeda-beda, walaupun ada ZPT yang bisa memberikan pengaruh pembungaan
yang signifikan pada beberapa jenis tanaman. ZPT yang dipergunakan untuk
memunculkan bunga di luar musim antara lain adalah: NAA, Auxin,
Gibberelin, Paklobutrazol dan Potasium Klorat (KClO3).
Natrium NAA (Naphthyl Acetic Acid/Asam Naftali Asetat), adalah
jens ZPT yang mempunyai kegunaan mendorong pembungaan serempak pada
tanaman. Dengan konsentrasi 5-10 ppm disemprotkan ke seluruh bagian
tanaman terutama stomata daun terbukti dapat memunculkan bunga.
Auxin secara khusus jarang diperdagangkan dengan merk
dagang tertentu, karena harganya per miligramnya yang sangat mahal.
Tergolong dalam bahan laboratorium yang bisa didapatkan di toko bahan
kimia. Auxin digunakan dalam dosis kecil, part per million (ppm),
berfungsi untuk merangsang perpanjangan sel, pembentukan bunga dan
buah, pertumbuhan akar pada stek batang, memperpanjang titik tumbuh
serta mencegah gugur daun dan buah.
Gibberelin sebelumnya juga termasuk bahan laboratorium yang
mahal dan dipergunkan dalam dosis kecil seperti auxin, tapi kini sudah
banyak di jual di pasaran dalam bentuk suspensi, dengan merk antara
lain: ProGibb dan Super Gib. Apabila menginginkan Gibberelin murni bisa diperoleh di toko bahan kimia dengan kode GA3 atau GA6. Gibberelin berfungsi
membuat tanaman berbunga sebelum waktunya, membuat tanaman buah
besar-besar tanpa biji, membuat tanaman jadi raksasa, mempercepat
tumbuhnya biji dan tunas dan merangsang aktivitas kambium. Baik auxin maupun gibberelin lebih cocok dipergunakan untuk tanaman semusim seperti cabe, melon, semangka dan labu.
Paklobutrazol di pasaran memiliki nama dagang diantaranya
Patrol, Cultar, Goldstar. ZPT ini berfungsi menghentikan fase vegetatif
dan memacu fase generatif. Penggunaan secara berlebihan dapat
mengakibatkan, batang dan dahan getas, daun mengeriting dan pertumbuhan
vegetatif dapat terhenti (stagnan) hingga kurun waktu 3 tahun. Terbukti
efektif dipergunakan pada tanaman keras seperti mangga, apel, jambu
air, jeruk dan durian.
Potasium Klorat (KClO3). Bahan kimia yang masih saudara
dekat dengan bahan peledak yang dipakai Amrozi cs. dalam bom Bali ini,
pada dosis tertentu telah terbukti dapat memunculkan bunga. Keberhasilan
percobaan pembungaan yang dilakukan di Thailand, kini telah
dipergunakan secara masal untuk komoditas lengkeng (Dimocarpus longan) dan leci (Litchi chinensis).
Selain ZPT-ZPT tersebut di atas, ada juga produk untuk memunculkan buah off-season
yang disajikan secara terpadu. Komposisi tidak hanya mengandung ZPT
tetapi juga asam amino, unsur makro NPK dengan perbandingan tertentu dan
mikro (Mg, Mn, B, Zn) yang dibutuhkan tanaman pada saat pembungaan dan
pengisian buah. Ini dilakukan untuk memastikan pada saat tanaman
dibuahkan di luar musim tidak akan kekurangan nutrisi yang dibutuhkan.
Merk dagang di pasaran ada berbagai macam seperti, untuk membuahkan
lengkeng ada Formula Narin yang berasal dari Thailand atau Farmpion
Booster dan Champion buatan Malaysia, yang bisa didapatkan di toko-toko
pertanian seperti: Hortimart AgroCenter Bawen-Semarang dan
Trubus-Ungaran.
Syarat Pasca Aplikasi.
Pasca aplikasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
Tanaman harus tercukupi air, Pemupukan bunga-buah yang tepat (waktu,
komposisi & dosis), Sanitasi lingkungan dan
Pengendalian hama dan penyakit. Sebenarnya pembuahan di luar musim
adalah pekerjaan berat bagi tanaman, sebab metabolisme dalam tubuh
tanaman akan berubah -dari vegetatif ke generatif- dan berjalan dengan
cepat. Hal itu yang menjadikan syarat agar air, nutrisi, sanitasi dan
kesehatan tanaman harus terpenuhi.
Air diperlukan untuk tranpor nutrisi (hara) dari akar hingga proses
fotosistesis yang berlangsung lebih cepat dengan kuantitas lebih banyak
dari biasanya, mengingat hasil fotosintesis berupa pati dan fruktosa
diproduksi dalam jumlah besar untuk pengisian buah. Pupuk kompos dan
pupuk anorganik dengan komposisi Nitrogen rendah dan Fosfor-Kalium
tinggi (misal NPK 10-30-30) diperlukan untuk mendukung pembentukan
bunga-buah. Pupuk kompos sebaiknya diberikan dua bulan sebelum
aplikasi dilakukan dengan jumlah -untuk tanaman umur 3 tahun- minimal
20 kg. Sedang pupuk anorganik diberikan dua kali lebih banyak daripada
saat tanaman tidak berproduksi, untuk tanaman umur 3 tahun diberikan NPK
nitrat 40 gr tiap 30 hari x 5 kali aplikasi, dengan cara dikocorkan
dengan 5 liter air diantara pangkal batang dan batas tajuk terluar.
Berikutnya sanitasi dilakukan dengan cara membersihkan gulma total
yang berada di bawah tajuk tanaman, sedang gulma/rumput di luar tajuk
cukup dibabat 2-3 cm agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit. Hama
yang dapat menggagalkan pembentukan bunga-buah adalah kutu putih yang
hidup sebagai parasit pada pupus dan daun muda, ulat hijau kecil
penggerek pupus dan lalat buah yang bertelur pada bakal buah. Untuk kutu
putih dan ulat hijau dapat dibasmi dengan insektisida dengan perekat,
sedangkan untuk lalat buah dijebak dengan perangkap/lem berbahan aktif metil eugenol,
merk di lapangan adalah Petrogenol, ATP, Laila dan Cherry Glue. Sebab
apabila lalat buah tidak segera ditangkap, ia akan merontokkan buah,
bertelur pada bakal buah dan larvanya akan kita temui di dalam buah yang
sudah matang.
Sebenarnya pemenuhan syarat pasca aplikasi inilah yang paling penting
berhubungan dengan kelangsungan hidup dan kesehatan tanaman. Terapkan
teknologi ini dengan bijaksana agar tanaman Anda berbuah lebat dan
pohon tetap sehat.