Tanaman Cantik Banyak Manfaat

Tanaman satu ini dikenal karena keindahan daun dan bunganya. Tapi, seringkali ia tak mau berbunga. Bagaimana mengatasinya?
Seorang
penggemar berat adenium mengeluh, “Kenapa bunga adenium saya jadi kusam
dan daunnya layu, ya?” Padahal, sambungnya, “Dulu rajin berbunga, lo.
Bunganya pun cerah, merah tua dengan kombinasi putih di bagian tengah.
Yang paling eksotis bonggolnya, gede berbenjol-benjol, menggelembung.”
Belum lagi pemupukan yang tak pernah telat, juga penyemprotan pestisida.
“Tapi kenapa adenium saya tak lagi seperti dulu?” tanyanya lagi.
Selidik
punya selidik, tanaman adenium itu ternyata sedang “sakit.” Terjadi
ketidakseimbangan antara pertumbuhan tanaman dengan kondisi ruang
lingkungan pot yang ada. Akar-akarnya sudah semakin besar dan lebat,
batangnya juga makin membesar, sementara kondisi ruang gerak-hidup dan
ketersediaan nutrisi amat terbatas. Akar-akar tadi telah memenuhi bagian
atas media. Kalau sudah begini, ujung-ujungnya adenium akan mogok
berbunga. Daunnya pun tak lagi hijau segar.
Terjadilah
persaingan. Berebut hara. Berebut ruang gerak-hidup. Berebut sinar
matahari. Akhirnya jumlah daun makin sedikit, tumbuhnya lambat, layu,
dan akhirnya menguning. Pertumbuhan tunas dan cabang juga sangat lambat.
Yang lebih parah, bunga ngambek, tak mau lagi muncul.
Ya,
meski pemupukan rajin dilakukan, namun media tanam yang sudah “tua”,
katakan saja lebih 2 tahun, membuatnya tak layak lagi mengolah nutrisi.
Pendek kata, media tanamnya sudah rusak. Jadi, dipupuk dengan pupuk apa
saja, dan sebanyak apa pun, tidak akan menyuburkan tanaman. Solusinya,
media tanam itu perlu diganti. Lakukan repotting, ganti pot lama dengan
pot baru, termasuk media tanamnya.
Bagaimana cara melakukan repotting adenium? Simak 5 langkah berikut:
1. Siapkan Pot Baru
Pilih
pot baru dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan pot lama. Jangan
lupa untuk memilih “pot bonsai” agar bonggol adenium terlihat indah di
atas media. Bentuk pot ada yang bundar, ada pula yang oval. Perhatikan
jarak antara bibir pot dengan pangkal batang, yang ideal sekitar 8 – 10
cm. Dengan jarak selebar itu, di samping gerakan akar lebih leluasa,
juga lebih indah dipandang.
2. Ganti Media Tanam
Adenium
termasuk tanaman zerofit. Artinya, cocok hidup di daerah kering. Untuk
itu, ia membutuhkan media yang berongga (porous). Itu berarti, adenium
tidak menyenangi media yang kuat mengikat air. Bisa-bisa akarnya malah
membusuk. Jadi, gunakan media porous antara lain coco peaf (serbuk sabut
kelapa), arang sekam padi, pasir kasar, pecahan arang kayu, pecahan
batu apung, dan pupuk kompos atau pupuk kandang yang sudah matang.
Tersedia
sekurang-kurangnya 3 pilihan media sebagai berikut: (a) Campuran
pecahan batu apung berdiameter 0,25-0,50 cm, lalu arang sekam, dan
kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1, (b) Campuran pasir
kasar, arang sekam, dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan
2:1:1; dan (c) Campuran pasir kasar, coco peaf dan kompos atau pupuk
kandang dengan perbandingan 2:1:1.
Jangan
lupa, dasar pot diberi arang kayu kira-kira seperempat tinggi pot agar
air tidak mampat. Barulah kemudian media tanam dimasukkan ke dalam pot
baru hingga memenuhi setengah dari tinggi pot.
3. Keluarkan dari Pot Lama
Keluarkan
tanaman adenium dari dalam pot lama. Caranya, siramlah tanaman, lalu
dinding pot diketuk-ketuk melingkar. Setelah itu, jungkirkan posisinya
sembari menahan tanaman. Yang penting, jaga jangan sampai tanaman rusak,
misalnya akarnya terputus.
Siram
akar-akarnya hingga tanah yang menempel jadi larut. Lalu, potong
akar-akar yang sudah tua, tapi sisakan sekitar 2 – 3 cm. Gunakan gunting
tajam agar tidak mengotak jaringan akar.
4. Rendam Pestisida
Akar
yang sebagian dipotong, tentu akan meninmbulkan luka. Nah, dari luka
itulah ada kemungkinan akan memicu tumbuhnya jamur. Jadi, bagian akar
dan bonggol tanaman tersebut direndam dalam pestisida guna menolak
datangnya jamur. Misalnya dengan pestisida Agrimex, Mansote, atau
Dagonil. Perendaman cukup 15 menit.
5. Tanam Pot Baru
Sesudah
direndam pestisida, batang adenium diangkat, lantas dimasukkan ke dalam
pot baru yang telah disiapkan. Tutup dengan media tanam yang masih
tersisa hingga setinggi leher pot. Berikutnya, tanaman adenium disiram
air bersih.
Usai
repotting, tanaman adenium sebaiknya diletakkan di tempat teduh dan
terlindung dari hujan. Pasalnya, adenium yang baru saja direpotting
biasanya cukup rentan terhadap perubahan cuaca. Setelah sekitar 2
minggu, adenium boleh diletakkan di tempat yang terbuka atau panas.
WASPADA SERANGAN SANG LABA-LABA
Dewasa ini ada 3 hama yang “akrab” dengan tanaman adenium. Apa saja dan bagaimana mengendalikannya?

1. Spider Myte
Orang
menyebutnya “laba-laba merah” (Spider Myte). Ia sejenis tungau yang
amat kecil dan warnanya merah. Sasaran pokoknya daun-daun adenium.
Akibatnya, daun menjadi layu, pucat, lalu berubah cokelat. Selanjutnya,
daun menjadi keriting dan rontok, dan bila dibiarkan tanaman bisa mati.
Jika
serangan masih ringan, cepat-cepat singkirkan tanaman yang diserang.
Atau pangkas daun-daun yang sudah dilahap laba-laba merah. Namun, jika
serangan sudah berat, semprot dengan pestisida, seperti Omnite atau
Kelthane. Dosis dan frekuensi penyemprotan sesuai petunjuk yang ada.
Atau disemprot tiga kali seminggu, dengan dosis setiap penyemprotan 1 cc
per 1 liter air.
2. Fungus Gnats
Nama
kerennya Fungus Gnats, namun juga akrab dipanggil “lalat hitam.” Hama
lalat ini amat kecil. Saat masih wujud larva, ia merusak akar dan batang
adenium. Setelah dewasa berupa lalat, bidikannya lebih tertuju pada
kuncup bunga adenium sebelum bunga itu mekar. Tandanya, ada
bintik-bintik hitam di seputar kuncup bunga, lalu kuncup itu membusuk.
Kalau sudah begini, atasi dengan pestisida Benlate atau Dithane, dengan
dosis 1 cc per 1 liter air. Lakukan saban hari sampai lalat hitam itu
punah.
3. Mealybug
Hama
Mealybug adalah kutu kecil berwarna putih. Jika diamati, mirip tepung
putih ketika sudah menyebar. Biasanya, Mealybug menyerang daun dengan
cara mengisap cairan daun tersebut. Lama kelamaan, daun pun rusak dan
pertumbuhan tunas terhenti. Akhirnya, daun-daun rontok, tanaman mati.
Ada
baiknya serangan kutu putih ini dipantau sejak dini. Bila serangan
masih ringan, segera potong daun-daun yang terserang, lalu bakar. Namun,
jika serangan sudah menghebat, semprot dengan pestisida, seperti
Malathion, Dimacide, atau Pegasus dengan dosis dan frekuensi
penyemprotan sesuai petunjuk pada label.
itu 30 ribu dapet 40 tanaman ya mas/mbak? atau harga per satuan?
ReplyDeleteHarganya untuk satu item mas/mbak.Tk.
ReplyDelete