Gambar: Buah manggis yang baru matang (terlihat merah)
Gambar: Bunga dari pohon manggis yang menjadi cikal bakal buah manggis
Dirumahku ada pohon manggis yang kata
ortuku usianya sudah beberapa ratus tahun, karena seingat mereka ketika
masih kecil pohonnya sudah segitu gedenya (kira-kira tingginya -+ 15
meter). Bahkan waktu nenekku masih kecil, pohon manggis itu tingginya
sudah seperti sekarang ini. Pohon manggis didekat rumahku ini adalah
warisan leluhurku dulu (weiiis….bahasanya leluhur..he..he..he..).,
makanya sampai sekarang dipertahankan untuk tidak ditebang karena selain
nanamnya susah (lama pertumbuhannya), buktinya ibuku pernah menanam
pohon manggis dari bijinya sekira tahun 1993, sekarang tahun 2010
tingginya masih sekira tiga meteran. Manggis juga merupakan buah yang
‘berharga’ karena tidak semua orang punya pohon manggis dikebunnya. Dari
semenjak kecil saya sudah familiar dengan pohon manggis, setiap
tahunnya mulai berbuah pada akhir-akhir tahun (september-oktober) dan
bisa dipanen sekira bulan januari-februari. Keluarga kami merasa bangga
masih memiliki pohon manggis. Setiap kali berbuah saya selalu
menyempatkan diri untuk memanjatnya, rasanya nikmat sekali bisa memetik
buah manggis sendiri, Alhamdulillah masih bisa diberikan kenikmatan oleh
Alloh SWT.
Kalau melihat buah manggis, ada beberapa hal yang saya ingat :
1. Kalau sudah matang warnanya kulitnya menjadi merah, bahkan kalau matang sekali warnanya menjadi hitam
2. Rasanya ada manis dan asamnya
3. Warna daging buahnya putih
4. Ada ‘cupatnya’, kalo dalam bahasa indonesianya cupat itu apa ya…? pokonya jumlahnya sesuai dengan jumlah daging buahnya, gambarnya ada di bawah ini pokonya :
Kenapa saya bilang buah manggis, buah
yang jujur? karena jumlah ‘cupat’ yang dicangkang sama dengan isi daging
buahnya. Kalau enam, isinya pasti enam. Kalau tujuh, isinya pasti
tujuh. Coba saja sendiri jika ngga percaya..
. Selain buah yang jujur, tampaknya kita mesti mencontoh buah manggis
ini, walaupun diluarnya hitam tapi dalamnya putih dan manis lagi. Jadi
dengan melihat buah manggis ini bisa saya analogikan bahwa kalau melihat
orang itu jangan dilihat dari tampang, pakaian, jabatan, hartanya atau
cangkangnya saja….ada hal yang lebih penting lagi yaitu isi, dalam hal
ini hatinya, niatnya.
No comments:
Post a Comment